bilaterals.org logo
bilaterals.org logo
   

Jelang penandatanganan RCEP, Indonesia cs masih buka pintu untuk India

RMOL.ID - 01 September 2020

Jelang penandatanganan RCEP, Indonesia cs masih buka pintu untuk India
By Sarah Meiliana Gunawan

Perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) sudah hampir rampung dan diproyeksikan dapat ditandatangani sesuai rencana pada November 2020.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Perdagangan Agus Suparmanto ketika mengikuti rangkaian pertemuan ASEAN Economic Ministers (AEM) pada Jumat (28/8).

Nantinya, sepuluh negara ASEAN bersama dengan Jepang, Selandia Baru, Australia, Korea Selatan, dan China akan menandatangani RCEP. Namun, India yang menjadi salah satu negara yang ikut dalam perundingan masih belum memutuskan bergabung.

Kendati begitu, Dutabesar RI untuk India, Sidharto Suryodipuro menegaskan, 15 negara RCEP masih terus membuka pintu bagi India.

"Ada beberapa isu yang masih harus diselesaikan oleh India terkait dengan RCEP," ujar dubes yang kerap disapa Arto dalam acara RMOL World View pada Senin (31/8).

"Dari negara-negara RCEP tetap membukakan pintu bagi India," sambungnya.

Arto menjelaskan, sebagai negara yang berdaulat, India memiliki pertimbangan-pertimbangan tersendiri. Tetapi Indonesia dan negara-negara RCEP masih melakukan diplomasi.

"Kalau kita (Indonesia) selalu mengatakan, kepentingan India, pembangunan ekonominya, tentu membutuhkan hubungan yang erat dengan kawasan," ucapnya.

RCEP yang diinisiasi oleh Indonesia ketika menjadi Ketua ASEAN pada 2011, menurut Arto, sangat komprehensif untuk mencapai visi negara-negara anggotanya.

"Kalau kita lihat RCEP ini yang paling komprehensif karena bukan hanya mengenai pasar tapi juga rantai pasok untuk menambah nilai produksi. Di sini adalah suatu paket yang akan menjadi suatu Free Trade Area (FTA) terbesar di dunia," paparnya.

Dalam partisipasinya, ia menambahkan, 15 negara RCEP yang telah sepakat dapat melakukan reformasi ke dalam. Artinya, membuat ekonomi semakin kompetitif sehingga dapat memberikan pelayanan dan produk yang terbaik, ekonomis, dan ramah lingkungan untuk publik.

India sendiri merupakan salah satu pihak yang bergabung sejak putaran pertama perundingan, meski di akhir memutuskan belum bergabung dengan berbagai pertimbangan.

Di tengah pandemik Covid-19, Arto mengaku semakin sulit untuk melakukan diplomasi terkait dengan RCEP karena setiap negara tengah menata kembali prioritas ekonominya.

"Pada saat sekarang menjadi lebih susah karena pandemik, karena ekonomi yang melemah dan tentunya setiap negara akan menata kembali prioritasnya, termasuk India terkait dengan RCEP," pungkasnya.


 source: RMOL.ID